Thursday, March 17, 2005

journey

sebenernya ini crita dah beberapa waktu lalu. tapi aku pikir, dengan blog ini aku bisa simpen crita ini dengan lebih asik dan moga2 bermanfaat buat siapa aja yang buka :)

assalamu'alaikum......
alhamdulillah, kmarin tanggal 4 oktober 2004 aku tiba di tanah air. banyak hal yang ingin aku critain ke kalian, moga2 masih teringat semua :)
btw, aku crita bukan untuk pamer lho..... cuma pengen crita2 aja, dan setengah ngomporin kalian supaya segera brangkat bagi yang blom dan kembali lagi kesana bagi yang sudah :)

keberangkatan
beberapa dari kalian mungkin bingung ma imel pertamaku yang bertitel ":)", karena memang tanpa penjelasan apapun juga. pada waktu terus terang aku masih antara percaya gak percaya aku akan brangkat umroh tanggal 26 september 2004.

jeddah
kami tiba di jeddah hampir tengah malam waktu mekah. lebih awal 4 jam dari WIB, jadi kira2 subuh waktu WIB.
jeddah dari udara, cantik sekali. sepanjang mata memandang lampu2 bertebaran. menyala terang benderang.
negara para nabi, negara padang pasir, negara tempat 2 kota suci umat islam, mekkah dan madinah.
setiba di jeddah dan urusan imigrasi selesai, kami ke tempat peristirahatan untuk mengambil miqot. di situ kami mandi sunnah ihram, ganti baju ihram, sholat sunnah ihram trus niat ihram dan makan :D.
suhu udara di jeddah sebenernya gak jauh beda dengan surabaya. tapi udaranya panas sekali. udaranya ganas.

mekkah
kami brangkat ke mekkah dengan bis dari jeddah. jaraknya lebih dari 100 km (tapi gak sampe 200 km).
pemandangan masjidil haram pertama kali, aku lihat di bis. pas pertama lihat, aku langsung nangis. rasanya seperti my dream come true. sesuatu yang tiada tara, sesuatu yang aku impikan sejak lama. dan tiba2 ada di depan mata, tampak sangat nyata.
setelah memasukkan barang2 ke hotel dan ambil wudhu lagi, kami brangkat ke masjidil haram, untuk umrah pertama.
susah jelasin perasaanku saat itu. aku cuma bisa bengong. ka'bah ada di depan mataku. pengen lari kesana. tapi gak brani. takut kalo' malah jadi melencengkan niat di hati. aku tidak menyembah ka'bah! aku menyembah Allah!
umroh dimulai dengan thowaf 7 kali. selain ngikutin bacaan dari pembimbing, aku banyak2 baca istighfar. apalagi kalo' tiba2 di depanku ada pemandangan atau suasana yang tidak mengenakkanku, dan satu lagi, kalo' ada co arab ganteng lewat di depanku. buru2 deh aku banyak2 baca istighfar :p
segala macam doa aku lantunkan terutama di multazam, antara hajar aswad dan pintu ka'bah.
setelah selesai thowaf, dilanjutkan dengan sa'i. antara shaffa dan marwah. oh ya, sebelum sa'i, ada pengalaman lucu buatku. setelah itu kami sholat sunnah di depan multazam. bagi kalian yang dah tau hobi kentutku, aku dah dapet balasannya :D hihihi.....
ada anak kecil kentut di depanku trus nyengir ke aku. aku antara pengen ketawa ngakak sambil malu dewe. hihihi......
jarak tempuh sa'i kira2 3,5 km. lumayan gempor nih kaki. tapi aku bener2 bersyukur dengan sa'i waktu itu. bayangin deh kalo' sa'i pas jaman dulu. apalagi pas jaman rasulullah. wuih, pasti lebih berat. sekarang ini lantainya dah pake' marmer, dan teduh dan sejuk, karena ada dalam ruangan ber-AC. kalo' dulu kan nggak. pasti panas banget dan berat sekali untuk melangkah, karena lantainya tanah bebatuan.
blom lagi kalo' ngebayangin gimana siti hajar keluyuran nyari air ditengah padang pasir. sementara bayinya nangis. kalian yang ibu2 pasti lebih pinter mbayanginnya :D
setelah sa'i selesai, kami potong rambut, tahalul. dikit sih, cuma seujung rambut.
alhamdulillah pas umroh pertamaku, yang tahalul ke aku bapakku sendiri :)
dan selesailah umroh pertamaku. dan dilanjutkan dengan subuh di masjidil haram.
hari pertama, badanku remuk redam, capek banget, tapi lega juga. setelah itu setiap sholat, kami ke masjidil haram. sholat di masjidil haram tuh emang rasanya beda dengan di masjid lain. kerasan banget di dalam masjid. apalagi masjidil haram tuh adem banget dan kalo' haus, tinggal ambil zam zam sepuasnya. tapi ada satu masalah kalo' kebanyakan minum. gak ada toiletnya :(
oh ya, masjidil haram memang ada di tanah haram. dimana perbuatan dan perkataan kita harus dijaga dengan hati2. tapi orang2 yang tinggal disana adalah orang2 biasa. jadi yang namanya maling sandal juga ada :D
copet juga ada. kata pembimbing kami, copet tuh banyak yang berkeliaran saat thowaf dan sa'i. karena memang kondisinya yang berjubel. terutama deket hajar aswad tuh berjubel banget.

thowaf wada'
thowaf wada' ato thowaf perpisahan. sebagaimana artinya, thowaf ini dilakukan sebagai kegiatan terakhir sebelum meninggalkan tanah haram. pas thowaf aku sesenggukan mlulu. do'a yang paling kenceng waktu itu adalah minta diijinkan balik lagi.

madinah
perjalanan antara mekkah madinah kira2 410 km. ditempuh dengan naik bis. kira2 4-5 jam.
perjalanan itu terbilang membosankan. sepanjang jalan hanya ada padang pasir, batu, dan gunung batu.
rasanya gak kebayang gimana dulu rasulullah pas hijrah dari mekkah ke madinah. butuh waktu berhari2 menembus padang pasir. dan kami saat itu naik bis ber-AC.
masjid nabawi adalah masjid yang cantik.
arsitekturnya indah banget. tapi buatku, masjidil haram tetap nomer satu :D di masjid nabawi ada kubah yang bisa dibuka dan ditutup.
di masjid ini juga ada makam rasulullah. banyak banget yang ke makamnya dan sholat di rhoudah, salah satu tempat yang mustajabah. aku sempet juga sholat disitu. tapi kaco banget deh. lha wong uwel2an. disitu aku juga sempet sesenggukan. lha wong liat orang2 itu lama2 keliatannya lebih konsen sama pusara rasulullah dari pada sholat dan memohon pada Allah.
madinah adalah kota yang menyenangkan menurutku. kota ini juga sangat dicintai rasulullah. disini gak segersang mekkah. masih banyak pohon kurma disana sini.jadi banyak yang ijo. kalo' di mekkah sih perlu lebih banyak lagi biaya untuk lebih menghijaukan mekkah.
disini juga tempatnya kurma, kami sempet juga blanja kurma di kebun kurma. asik deh. teduh. tempat teduh di padang pasir.

pulang
sedih banget pas hari terakhir di madinah dan harus kembali ke jeddah. perjalanan ke jeddah dari madinah kira2 390km, 4-5 jam dengan bis. aku tidur mlulu di bis. besoknya aku masih sempet jjl di jeddah. suasana jeddah dah beda dengan tanah haram (mekkah dan madinah). di jeddah tuh kota internasional. ada orang2 non muslim juga disana. banyak orang pilipinanya juga. menurutku sih jadi gak nyaman setelah berada beberapa hari di kota haram trus ke kota internasional. jadi aneh.
akhirnya tiba waktunya untuk benar2 pulang.
dalam pesawat dan pesawat mulai take off.
aku sesenggukan abis2an. berharap akan kembali lagi.
heran juga.
biasanya perjalanan pulang adalah perjalanan yang selalu menyenangkan buatku. tapi kali ini bener2 perjalanan yang menyedihkan. aku gak tau knapa berat sekali meninggalkan negara tandus, yang hawanya sama sekali tidak ramah, yang tidak ada orang yang kukenal disana, gak ada sodara, kerabat dan sebagainya. berat sekali kembali ke indonesia, negara yang sejuk, teduh, penuh dengan orang2 yang kucintai dan mencintaiku, para sahabat dan sebagainya.
sungguh. perasaan itu sulit aku jelaskan. apalagi waktu pesawat dah mendarat di juanda. rasanya males banget turun dari pesawat. aku pengen balik. ada yang tertinggal disana. aku pengen dekat dengan masjidil haram.
tapi ya..... aku punya kehidupan disini, di surabaya. kehidupan yang harus kujalani. dan aku cuma berharap......
ya Allah, ijinkan aku kembali ke baitullah, dengan niat yang lebih murni dan lebih baik.

friends.....
sekali lagi, ini sekedar crita, dengan harapan suatu saat kalian akan alami lebih baik daripada yang aku pernah alami. gak ada satu niat buruk dari critaku.
dan satu hal, ternyata meminta orang lain untuk ikhlas tuh jauh lebih mudah daripada meminta diri sendiri untuk ikhlas :)

itu adalah sebagian kecil critaku. semoga bisa jadi sedikit pemicu kalian untuk brangkat kesana. percaya deh, itu adalah tempat yang bener2 berat untuk ditinggalkan.
sampai saat aku nulis imel ini, aku masih merasa ada yang tertinggal disana.
uang, waktu, anak, mungkin itu yang akan dijadiin alesan. tapi percaya deh, kalo' tekat kalian kuat ingin kesana, selalu ada jalan. jangan putus asa minta jalan :)
dalam perjalanan ini pun aku dan ortu merasakan hal itu. tapi bisa panjang lagi nih critanya :p

wassalam
dian rahmayanti

Additional:
Perbedaan
sholat di masjidil haram benar-benar penuh warna. Bukan warna dalam artian merah kuning atau hijau. Bukan hanya warna mukenanya, bukan hanya warna kulitnya, tapi warna dalam artian yang lebih luas lagi. Cara sholat, cara berdo’a, dan sebagainya. Kalo’ kalian lihat itu semua, kalian akan menyadari betapa kayanya Allah.
Di masjidil haram, aku lihat berbagai cara sholat orang2 di sekitarku. Ada yang i’tidalnya gak kelihatan sama sekali. Karena dilakukan dengan sangat cepat. Ada yang kelihatan kakinya seperti halnya kaum laki2. Ada yang sholat di kursi karena dah gak bisa duduk karena kegemukan. Orang2 itu, yang pake’ kursi itu, mereka sujud seperti halnya kita sujud kalo’ sholat dalam kendaraan. Ada yang sholat sambil baca Al-Qur’an. Ada yang sholat dengan mata memandang ke depan, bukan ke tempat sujud. Ada yang sholat tanpa bersendekap tangan. Yang bersendekap tangan-pun caranya berbeda-beda. Ada yang berdo’a seperti orang baca qunut saat tahiyat akhir tepat sebelum salam, sementara yang lainnya tidak. Ada yang sujud sahwi. Ada yang sesekali menggoyangkan jubahnya untuk menghalau serangga di wajah bayinya.
Dari berbagai macam sholat itu, mana yang benar? Siapa yang berani bilang mana yang benar? Siapa yang berani bilang siapa yang salah? Bukankah benar dan salah adalah urusan Allah. Dengan berbagai cara sholat itu, siapa yang tau apa yang ada dalam niatan mereka? Apakah perbedaan itu salah? Siapalah aku atau kalian yang berani bilang itu benar atau salah? Bagaimana kalo’ sebenernya kita yang salah? Bagaimana kalo’ sebenernya mereka yang benar? Kenapa pake’ qunut atau tidak bisa jadi gontok2an disini? Kenapa jumlah raka’at di tarawih bisa jadi saling menyalahkan disini? Kenapa cara dzikir bisa mengkafirkan orang lain disini?
Saat itu aku melihat betapa beragamnya umat Islam. Tapi saat sholat berjama’ah. Semua sama, semua mengikuti imam, semua menghadap kiblat. Ada persamaan dalam segala perbedaan itu. Semua muslim. Semua hamba Allah, umat Muhammad SAW.

Orang cacat
Aku sering malu hati selama di Mekkah. Waktu itu kebetulan badanku sedang down, sedang kacau balau. Sampe’2 pernah aku gak sholat di masjid. Aku malu kalo’ inget di masjidil haram, banyak orang buta yang dengan tegar jalan menyusur masjid bahkan thowaf, sendiri, tanpa pendamping. Banyak orang cacat yang gak bisa jalan dengan sempurna dan harus ngesot, atau orang2 tua renta yang jalan dengan tongkatnya, bahkan dengan kursi roda. Bener2 malu rasanya. Aku masih muda, relatif sehat, panca indera bekerja dengan sempurna, tapi kok gak bisa jalanin semuanya dengan tegar.

Anak kecil
Satu hal yang aku kagumi dari cara mendidik anak di mekkah dan madinah. Mereka memperkenalkan masjid sejak bayi. Mereka gak ragu buat bawa anak mereka yang masih bayi, bahkan aku pernah lihat ada yang bawa bayi usia beberapa hari ke masjid. Mereka mendidik anak2 itu mengenal masjid sejak dini. Nangis? Jelas dong..... namanya juga anak kecil. Bahkan halaman masjid nabawi sering seperti taman bermain, karena saking banyaknya anak kecil keluyuran disitu.
Pernah aku lihat pemandangan mengesankan. Seorang ibu dengan bayinya. Sesekali, ibu itu menggerakkan jubahnya ke si anak sembari sholat. Agar anaknya gak nangis dan gak dihampiri serangga.
Mereka ke masjid gak cuma diajak mengenal masjid, tapi juga sambil belajar sholat. Ibu2 mereka ngajarin mereka dengan contoh. Ibu2 mereka juga ngajar ngaji disitu. Pemandangan yang menyenangkan sekali :)

Bulan purnama
Bulan purnama adalah salah satu favoritku. Dan bulan purnama menghiasi umroh pertamaku. Saat itu thowaf pertama telah selesai aku laksanakan, dan aku baru saja selesai sholat sunnah di depan multazam. Saat aku mendongak ke atas, aku lihat sebulatan bulan purnama, indah sekali. Saat itu, rasanya Allah tersenyum padaku. Saat itu aku merasa seperti seorang tamu yang datang ke rumah yang penghuninya sangat ramah, mempersilahkan aku duduk, menyuguhkan hidangan favoritku, dan tersenyum padaku, dan bertanya: gimana? Kamu suka kesini?
Aku gak perduli kalian berpendapat apa, tapi itu yang aku rasakan saat itu. Antara haru luar biasa dan malu. Sungguh2 malu. Saat itu aku merasa Allah sayang banget sama aku, memberikan segala hal yang aku butuhkan, mengobati semua lukaku, sementara, apa yang sudah kulakukan? Perintah Allah semuanya untuk kebaikanku, bukan untuk-Nya. Larangan Allah semua untuk kebaikanku, bukan untuk-Nya. Tapi apa yang sudah kulakukan? Satu persatu aku langgar. Dan saat itu, Allah masih tersenyum ramah padaku. Lewat bulan purnama, di serambi bulan-Mu ya Allah.....
Saat itu, aku merasa gak butuh apa2 lagi. Aku pengen berlama2 disitu, tapi itu gak mungkin. Aku masih hidup di dunia dengan berbagai kepentingan. Bukan hanya kepentinganku, tapi kepentingan orang lain juga. Multazam adalah tempat mustajabah. Bukan cuma aku yang ingin berlama2 disitu. Orang lain juga ingin. Biar deh, aku permisi dulu menuju shaffa dan marwah untuk melanjutkan umrohku. Allah dah tersenyum padaku, dan itu dah lebih dari cukup :)

Masjidil haram
Masuk masjidil haram saat ini, akan sulit untuk membayangkan masjidil haram berabad yang lalu. Luaaaaasssssss.............. sekali. Ka’bah ada dalam lingkupnya, begitu juga shaffa dan marwah. Jadi, kalo’ kesasar di masjidil haram ya lumayan capek. Memang gak akan kesasar jauh sih..... tapi ya itu tadi, capek bo’. Tapi disana juga ada patokannya kok, pintu2 disana bernama dan bernomor. Ada 5 pintu besar disana. Aku gak inget semua, tapi ada pintu raja fahd (pintu 79, pintu yang biasa aku lewati), dan pintu shaffa dan pintu marwah.
Yang lainnya aku lupa. Dari dalam ka’bah, petunjuk pintu2 itu mempunyai warna2 yang berlainan. Ada kuning (pintu 79), hijau, abu2 dan lupa :D hafalin aja pintu2 besar itu. Jadi kalo’ kalian bis thowaf, dan dah muter2 gak terlalu bingung mana jalan keluarnya.
Ada satu lagi yang menarik perhatianku di masjidil haram. Saking penuhnya masjid, kadang2 orang suka nempatin lorong jalan sebagai tempat sholat. Oleh karena itu, ada petunjuk dilarang duduk di tengah jalan yang ditulis dalam bahasa arab, bahasa inggris, bahasa prancis dan....... bahasa indonesia tercinta :D

Pedagang kaki lima di masjidil haram
Sebagian besar pedagang kaki lima di masjidil haram paham angka dalam bahasa indonesia :D jadi kalian gak usah ragu buat tawar menawar disana. Kalo’ mereka sudah deal dengan harga yang kita beri, mereka akan bilang halal :>
1 real halal. Ato 5 real halal :D
Tapi ati2 lho..... pedagang tetep aja pedagang. Kalo’ cari untung dari segala arah :> sama dengan disini lah.

Askar
Askar nih semacam hansipnya masjid. baik di masjidil haram maupun di masjid nabawi. Galak lho...... jangan macem2 ma mereka. Mereka tuh ketat banget jaga masjid2 itu. Aku salut banget ma mereka. Mungkin mereka baru kewalahan kalo’ pas musim haji :D
Sejak di pintu masjid sudah terasa betapa ketatnya penjagaan. Kalo’ ke masjid mendingan jangan bawa kamera ato HP yang ada kameranya deh.... kalo’ gak ketangkap sih mending. Tapi kalo’ pas ketauan, jangan harap kamera atau HP kalian tetep bisa masuk masjid. pasti deh dirampas.
Trus gak bakal boleh ce ada ditempat co ato sebaliknya. Menjelang sholat wajib, para ce sudah harus meninggalkan tempat thowaf. Sekali lagi, mungkin mereka akan menyerah dan membiarkan aja kalo’ musim haji. Kalo’ cuma umroh sih, pasti mereka dah teriak2. Hajjah2, haram! Kadang pake’ bahasa indon juga lho :> hajjah2 ke belakang! :D

2 Comments:

Blogger May said...

when will I experience those legendary journey like yours... semoga kamu cepet merasalan pengalama spiritual lain,ber haji bersama suami, amiin, doain aku cepet nyusul ya cantik :-*

10:27 AM  
Anonymous Anonymous said...

Hi there,

kebetulan baru kemarin aku juga dapat syukur nikmat untuk bisa melakukan ibadah umrah, apa yang diceritakan mbak disini kok sama persis ya dengan pengalamanku disana, sampe bulan purnamanya pun sama :). Mudah2an bisa segera kembali kesana lagi ya Insya Allah amieennnn...

4:29 PM  

Post a Comment

<< Home